Selamat Tahun Baru 2018, semoga sukses selalu menyertai kita semua.
Di tahun 2018 ini Frost & Sullivan yang memperkirakan pasar otomotif Indonesia akan mengalami pertumbuhan, didasari oleh beberapa faktor, diantaranya adalah; belanja pemerintah, pembangungan infrastruktur dan kegiatan operasional di Indonesia turut meningkatkan kebutuhan kendaraan komersial, menjadi stimulus bagi pasar kendaraan niaga dan akan menambahkan sekitar 0,5 persen pertumbuhan pasar otomotif Indonesia.
Dengan tingginya permintaan komoditas baik migas dan non-migas, serta aktivitas pembangunan infrastruktur di Indonesia, tak heran jika Indonesia menjadi negara dengan mobilitas kendaraan komersial yang tinggi, tercatat kenaikan antara dari 9% (Gross Vehicle Weight <5 ton) hingga 103% (GVW > 24 ton). Bahkan, jumlah penjualan kendaraan komersial di Indonesia mencapai angka lebih dari 80 ribu unit hingga Oktober 2017.
Bapak Yohannes Nangoi selaku Ketua Umum GAIKINDO menaruh kepercayaannya akan terus tumbuhnya industri kendaraan komersial Indonesia, “Kami percaya, industri otomotif Indonesia ke depannya akan terus tumbuh dan berkembang. Kondisi pasar yang luas dan penyesuaian regulasi bisa memberikan stimulus yang positif. Khususnya industri kendaraan komersial, jika melihat besarnya pasar, Indonesia memiliki performa penjualan kendaraan komersial di kisaran angka 80 ribu unit per tahun. Angka ini juga masih bisa dikembangkan karena jumlah pertumbuhan industri di Indonesia yang diprediksi mencapai 5,4%,” ujarnya. Nangoi menjelaskan kenaikan tersebut berasal dari tumbuhnya infrastuktur Indonesia, membaiknya harga komoditas industri migas serta non-migas , hingga pertumbuhan kawasan industri yang cukup pesat, dimana menurut data Kementerian Perindustrian Indonesia saat ini 73 kawasan industri telah beroperasi di Indonesia.
Dalam hal ukuran pasar, dengan luasan dan pertumbuhan pesat di berbagai sektor, termasuk infrastruktur dan industri, Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi industri kendaraan komersial. Menurut Kementerian Perindustrian Indonesia, beberapa kawasan industri di Tanah Air telah siap diisi oleh investor dan didukung dengan fasilitas penunjang seperti pelabuhan dan infrastruktur lainnya. Kawasan tersebut terbentang mulai dari areal Sumatera, Kalimantan, hingga Sulawesi. KEMENPERIN juga mencatat, mulai tahun 2017-2020 sudah ada 89 proyek investasi dengan nilai mencapai hingga Rp 527,5 Triliun.